Akhir – akhir ini aku sering
kepikiran tentang “mati”, mati yang akan datang pada waktu yang sudah Dia
gariskan. Waktu yang terkadang tidak kita kira, dan gak nunggu kita siap.
Pagi tadi aku terjaga karena
pengajian yang terdengar dari radio noble
yang disetel Pak Juwari, “...manusia hidup di dunia itu cuma sementara. Kita andaikan
kamu mati di umur 40 tahun. Kamu sekarang umur berapa? Tinggal berapa lagi kamu
hidup? Kamu udah siap?” Pertanyaan ini membuatku terdiam sejenak. Oh iya ya,
umurku sekarang hampir 21 tahun, berarti Cuma tinggal 19 tahun lagi aku hidup??
Padahal dosaku selama 21 tahun ini pasti udah numpuk bergunung – gunung, dan
umurku tinggal 19 tahun lagi, ahhh.... #np Ungu ~ bila tiba...
Aku sering curhat sama Tuhan,
mengakui kesalahan – kesalahanku. Sampai mulutku pegal ngomongin dosa – dosaku ke
Dia. Dan ketika itu, aku bisa nangis sampai sesenggukan, menyadari sebegitu
banyaknya dosaku. Dan aku yakin, Tuhan mendengar dan melihatku.
Tapi, lain hari aku membuat dosa
lagi, terkadang aku malah sering mengulanginya lagi. Ah manusia....
Lalu aku mengakuinya lagi
dihadapan-Nya. Tapi aku merasa malu. Aku merasa tidak pantas. Aku merasa
seburuk – buruknya manusia. Udah tau salah, tetep aja dilakoni, tetep aja
diulangi.
Sampai aku sekarang ini, merasa malu
untuk meminta, memohon sama Tuhan, berdoa sama Tuhan, aku malu.
Aku ngerasa kayak Tuhan bilang, “Ah
mbel banget sih, gur dibolan baleni meneh we. Ngapain aku mengabulkan doamu.”
Tapi tetap saja, aku tidak bosan
untuk meminta kepada-Nya. Aku yakin Tuhan punya rencana yang indah untukku.
Seperti ketika aku merasa sakit,
sakit karena hal yang bukan apa – apa. Bukan apa – apaku. Apakah aku harus
tertawa atau menangis? Kalau aku tertawa aku ngetawain diriku sendiri.
Hatiku
terasa sangat sakit, tapi aku tersenyum. Aku gak nangis meskipun rasanya sakit
banget. Iya, sakit bangettt!!! Jadi kalau ada yang tanya lagi apa, aku jawab, "Sedang menikmati rasa sait." Sakit kok nikmat -___-
Apa
ini yang namanya akupun bahagia kalau kamu bahagia? Apa ini yang namanya aku bahagia
karena melihatmu bahagia, meskipun bahagiamu itu bukan karenaku?
Meskipun
aku merasa tidak pantas, merasa malu, aku selalu berdo’a disetiap sujudku.... Tuhan,
jika memang kita berjodoh maka
dekatkanlah kami, jika tidak maka jauhkanlah kami dengan cara-Mu yang indah. Jaga
dia, jaga hati, iman dan juga kesehatannya. Aku yakin Engkau selalu mendengar
doaku dan Engkau pasti akan memberikan yang terbaik pada kami karena Engkau
Maha Mengetahui dan Maha Menyayangi. Ampuni aku yang mencintai ciptaan-Mu
dengan berlebihan, ampuni aku yang begitu memuja ciptaan-Mu. Sadarkan aku Ya
Allah dan tunjukkan aku cinta yang semestinya, cinta yang karena ridho-Mu. Cinta
yang bisa membawaku ke jalan-Mu. Dan jika memang ini jalan yang harus aku
lalui, kuatkanlah aku.
Ada
yang bilang, tidak ada kesempatan kedua, tidak ada harapan lagi. Tapi selama
aku belum mati, kesempatan itu selalu ada, meskipun tidak dengan keadaan dan
waktu yang sama. Harapan itu selalu ada. Harapan dari yang lain juga :)
Dan
aku selalu meminta sama Tuhan....Tuhan,
ijinkan aku mecintai-Nya dengan cara-Mu :)
Dia,
dia nanti yang akan bilang, “Aku mencintamu karena Allah....” :D
Dia
yang sekarang gak tau siapa, ada dimana, ngapain, sama siapa, dan milik siapa :D
Udah kehabisan kata - kata dan juga ide, kali ini singkat saja. Besuk ditambahi kalau ada ide baru lagi :D, masalahe aku iki mbuh sadar mbuh ora nulis iki kii.... kesane ki sok alim ngono kui lohh, padahal blas ora alim aku kii -____-
so sweet banget coba tambahin kata ini mbak "ana uhibbuki fillah"
BalasHapus:D
Hapus