Sabtu, 21 Maret 2014
Terimakasih Tuhan, sudah Kau ijinkan aku mengagumi kebesaran-Mu |
Pulang pergi dari rumah
sampe basecamp pendakian Gunung Sindoro via Kledung nyetang sendiri. Ini kali
pertama motoran sendiri paling jauh. Berangkatnya sih masih strong tapi
pulangnya yang kerasa ashoy, apalagi setelah muncak Sindoro dengan perjalanan
muncak dan turun kehujanan terus, yaa mendaki di musim hujan itu ya
resikonya kayak gini, harus siap-siap kehujanan, kehujanan kenangan masa lalu
#ehh.
Rencana
awal sih muncaknya gak lebih dari 10 orang, ehhh kok ini jadi 21 orang, yaa
gini kalo muncaknya dia ngajak dia, dia ngajak dia, dia ngajak dia gitu. Muncak
dengan group yang kuantitasnya banyak memang harus dikoordinasikan dengan baik,
termasuk timing keberangkatan, biasanya semakin banyak orang semakin molor
karetnya heuheu. Jangan sampai kita menyepeleken safety, termasuk logistik dan
keperluan pribadi juga harus dikoordinasikan dengan baik, jangan sampe muncak
Sindoro cuma bawa air 1 botol, gak bawa sleeping bag atau gak bawa mantel,
apalagi ini musim hujan :)
Janjian
kumpul jam 7 berangkat jam 8 dari Jogja, sampai basecamp jam 14.30, tau kan
kenapa bisa selama itu? Padahal estimasi waktuku Jogja-Temanggung 3 jam, itupun
motoran santai :).
Kamu kapan mendaki sama aku? |
Patner mbolang cewek yang kece |
Jam 15.30 kita mulai pendakian....
Baru perjanan menuju Pos 1 kita sudah
terpisah, dan setelah diskusi akhirnya Aku,Adis dan Penguk melaju duluan,
diikuti oleh 1 temannya temannya temannya temanku gabung dengan iramaku,
namanya Dek Arif, dia 2 tahun di bawahku.
Perjalanan selanjutnya aku jadi
leadernya, semua terkondisikan dengan baik,hanya saja Adis ngap-ngapan gara2
kebanyakan rokok, patner mbolangku yang
satu ini emang susah dikasih tau, disuruh berhenti ngrokok kok ya tete ngeyel
-_-.
Dalam perjalanan kita ketemu pendaki
lain yang dari Gunungkidul, muncaknya udah kemarin, tapi kok rasanya aneh. Dan ternyata bukan Puncak Gunung Sindoro
yang ku tuju, melainkan bertemu kamu, iya kamu.... #lupakankalimatini.
Di pos 2 kita nunggu yang belakang dan
disusul 6 teman lainnya. Tapi dalam perjalanan menuju pos 3 kita berempat
terpisah lagi dengan 6 yang di belakang dan akhirnya kita memutuskan untuk
lanjut dan menunggu di pos 3.
Dalam perjalanan kita bertemu dg
pendaki lainnya, dan sepertinya pendakian kali ini sangat ramai, kabar dari
pendaki berpapasan saat mereka turun, pos 3 penuh. Dan ternyata benar, jam
19.00 kita sudah sampai pos 3 yang ramai seperti pasar dan kita memutuskan
untuk lanjut.
Aku menawarkan sama temen2 gimana kalo
langsung summit dan ng-camp di puncak dan temen2 setuju tapi
dengan irama santai. Oke kita memutuskan langsung summit, tapi dipertengahan antara pos 3 ke puncak kita dihajar
hujan yang sangat deras. Dan akupun mengajak teman2 untuk cari lokasi untuk camp, karena tidak memungkinkan untuk
terus lanjut dengan kondisi seperti ini, aku takut kalo fisik kita ng-down. Karena banyak yang mendaki malam
minggu itu, aku cukup kesulitan untuk mencari tempat mendirikan dome, tiap ada tempat landai pasti sudah
ada yang nempatin sedangkan hujan masih terus mengguyur dengan derasnya.
Setelah nemu tempat yang agak landai,
meskipun tetep miring tapi ada 1 pohon yang cukup untuk menahan dome nanti,
kita langsung mendirikan dome disitu.
Kita berempat teamwork untuk
mendirikan dome, tau kan susahnya
mendirikan dome dibawah hujan deras??
Kita sepakat istirahat disini, dan
baru melanjutkan pendakian besuk jam 3 pagi. Langsung ganti pakean karena udah basah banget dan aku cuma bawa celana jeans. Yaudah pake jeans dari pada gak pake celana -_- (sebenarnya pakaian berbahan jeans tidak recomended untuk kostum mendaki, karena selain berat, kalo basah susah keringnya). Sebelum tidur kita masak dulu, ngopi dulu.. ya tooo.. enak tooo.. gak
perlu pulang kampong :D
Emang pada dasarnya aku sama Adis itu
loap-laop, berisik, selalu ada bahan untuk dibicarakan ke-gayeng-an kita, jam 1
malam itu sampe dibilang sama pendaki yang lewat. Jam 3 pagi, 2 teman kita
menghampiri dome, ternyata mereka camp di pos 3. Jam 3.30 aku sama Dek
Arif melanjutkan pendakian bersama 2 orang teman tadi dan Penguk sama Adis
lanjut tidur.
Di sambut kepulan asap dari kawah Gunung Sindoro |
Sampai puncak sekitar jam 05.15 dan
sunrise-nya gak kece, mendung menn. Tapi tetep dapet langit biru, meskipun
kurang syahdu. Ini motretnya harus diarahin, kamu
posisinya gini, aku ditaruh sini, ini muncak atau ngajari motret ya -_-.
Selamat pagi Gunung Sumbing di seberang sana, kamu dapet salam dari Puncak Gunung Sindoro |
Iya, ternyata bukan puncak Gunung Sindoro yang ku tuju, tapi bertemu kamu, iya kamu |
Mendaki, berjalanlah dengan iramamu, bernafaslah pada ketinggianmu |
Mendakilah biar banyak
dakinya, ehh salah... Mendakilah, berjalanlah dengan iramamu, bernafaslah pada
ketinggianmu. Seperti hidup, berjalanlah dengan iramamu, jangan terlalu
memaksakan hal yang memang tidak baik ketika harus dipaksakan. Bernafaslah pada
ketinggianmu, fokuslah pada tujuan hidupmu, apa yang ada sekarang dan jangan
mengurusi ketinggian orang lain, bersyukurlah.
Di atas kabut putih itu |
sedikit biru |
Langit mulai membiru |
Tangan kananku sudah pegang kamera, tangan kiriku kok belum pegang tanganmu ya.... |
Merah itu warna paling kece di puncak gunung |
Musim hujan itu biasanya langit biru gak lebih dari jam 07.30 pagi |
Gunung Sumbing dari Puncak Gunung Sindoro |
Pukul 07.30 WIB kabut mulai
naik dari kaki Gunung Sindoro. Aku segera bergegas turun menuju tempat ng-camp.
Santai dulu..... |
Mau turun jam 11 eh lagi-lagi diguyur
hujan, yaudah kita ndekem di dalam dome lagi. Jam 12 selesai packing dan turun
dengan diguyur hujan yang deras puol. Jalan setapak pun jadi aliran sungai.
Sampai bawah jam 3 dan cuz pulang, motoran dewe :D
Mendakilah bersamaku dan kamu akan
tahu sifatku, dan sifat dirimu sendiri. Dan aku faham dengan sifatku, aku
terlalu idealis, egois dan keras kepala, dan mungkin terlalu membenci dan
terlalu sombong untuk memberi maaf, sebenarnya bukan begitu, biarlah.... bagiku
melupakan adalah cara memaafkan yang paling baik, untuk semua itu dan biarkan
Tuhan yang memaafkan. Obsesiku cukup tinggi hingga rela berlari menuju puncak Sindoro
demi sebuah lukisan cahaya ketika matahari menyembul di ufuk timur.
Dan demi kamu, iya kamu....
salah satu makhluk keren bhin langka indonesia.... lanjutkan mbak.... everest menantimu.....
BalasHapusheuheu..... makhluk langka jare
Hapus