Mutia Kymoot Thanks God, I'm sweet. Engkau sungguh Maha Indah, indahkanlah aku, Tuhan.

Senin, 13 Oktober 2014

Setelah TIDAK LAGI menulis dengan aturan EYD....


Setelah TIDAK LAGI menulis dengan aturan EYD....
Setelah hatiku membaik....

Aku tidak pernah berfikir ataupun membayangkan sedetikpun akan melewati fase yang seperti ini. Tahun 2013-2014 adalah tahun yang begitu berat untuk seorang Dek Mutiya.
Berkali-kali aku bilang “Saya bukan layang-layang yang ditarik ulur atau yang sudah putus tetap dikejar-kejar. Dan ini dampaknya.”
Ya... puluhan kali aku menjauh dan tetap saja. Hingga pada saat aku merangkak naik, aku terhempas, aku terjatuh. Sakit Tuhan. Aku sendiri Tuhan. Ingin rasanya aku bilang,” Tuhan aku menyerah, aku tidak kuat, aku lelah.”

Menjadi orang yang AGAK terkenal itu ternyata tidak enak.

TERIMAKASIH untuk hadiah terpahit di usiaku yang tepat di angka dua kembar.
But, life must go on, aku masih percaya rencana Tuhan jauh lebih indah. Mungkin ini cara Tuhan untuk meluruskan jalanku, ini cara Tuhan memutus rantai dosaku. Dan tuhan sedang menjawab doaku selama ini, “Tuhan, tuntun aku menuju jalan-Mu.”
Seusai menjadi ORANG BIASA lagi, aku tetap berdoa “Ampunkan, kuatkan, lapangkan, ikhlaskan,  gantikan. Gantikan jalan rejekiku, orang yang menyakitiku dengan yang jauh lebih baik, yang lebih bermanfaat, yang mendekatkanku kepada-Mu.”

Terimakasih untuk teman-teman yang faham dengan ini, giving support dan not judge-nya, tidak sekedar berceloteh. You know i is the victim too.
  • Sik kuat, sik tenang, nakoda yang hebat tidak berlayar di samudra yang tenang
  •  Bukan tempatnya untuk menilai atau menghakimi, semoga dengan ini kamu bisa menjadi lebih baik lagi, tetap semangat
  • Sik tabah Mut, semangat
  • Tuhan kan mengabulkan doa hamba-Nya asal hamba-Nya mau berusaha
  • dan semuanya yang tidak bisa disebut satu persatu
Bukan pada tempatnya dan bukan kuasaku untuk menyumpah, membalas bahkan mendoakan yang buruk. Bahkan ketika aku dijauhkan dengan TEMAN-TEMAN yang pernah dekat hingga semuanya menjauh. Buat apa dijauhkan lalu pada akhirnya aku sendiri? Katanya biar tidak ada yang memilikiku.

Pola: Setiap yang mendekat dijauhkan, dampaknya: Aku sendiri dan semua terlanjur menjauh.
Tak apa, Tuhan aja Maha Pemaaf kok,Nak. Serahkan saja semuanya pada-Nya.
Tidak mudah untuk menerima orang baru, meskipun orang itu sudah faham dengan ini. Tapi aku membuka tangan untuk berteman, aku pun akan memperbaiki diri. Dan berhati-hatilah dengan orang yang baru aja sakit hati :)
Disaat kita terpuruk, kita akau tau, siapa yang benar-benar teman atau hanya teman yang sekedar ingin tahu lalu mengejek :) *mesem wae 

*Thanks God, I’m sweet, dan senyum manisku sudah kembali. Memantaskan diri dan berteman. Terimakasih Tuhan, kau hadirkan teman-teman yang indah, hatinya.
Teman yang berteman seikhlas endapan kopi yang tak terteguk. Semanis teh pagi hari, menyanjung rindu yang mengering di gelas kaca. 

Maaf untuk semua teman/calon pacar/mantanku yang pernah aku sakiti, bisa jadi ini cara Tuhan untukku merasakan sakitnya disakiti.

Saat aku ingin yang sempurna, aku tanya pada diriku apakah aku sudah sempurna? Saat aku ingin yang sholeh, aku tanya pada diriku apakah aku sudah sholehah? Saat aku ingin yang mau menerimaku apa adanya, aku tanya pada diriku apakah aku bisa menerimanya apa adanya? Saat aku ingin yang baik, aku tanya apakah diriku sudah baik? Saat aku ingin yang bisa mempertanggungjawabkan, aku tanya diriku apakah aku bisa dipertanggungjawabkan? Tidak perlu yang sempurna, karena aku jauh dari kata sempurna. Tetapi yang selalu berusaha menjadi baik


Kita memang tidak bisa melupakan kenangan, tetapi kita bisa menciptakan kenangan-kenangan baru yang lebih indah :D
Dan sekarang, aku siap mengukir kenangan-kenangan baru, seusai semua kenangan ini ;)

2 komentar: